Ass. War. Wab.
Wanita dijajah pria sejak dulu.... dijadikan perhiasan sangkar madu......
Inilah cuplikan dari lyric lagu Ismail Marzuki yang sangat populer pada tahun 1960 an...... Sehingga dari lagu inilah muncullah satu mitos yang sangat populer juga yaitu.....
PERAN WANITA ITU ADALAH 3M.....Macak ( berdandan )....... Masak ( memasak )..... Manak ( melahirkan )....
Pertanyaan yang patut dan perlu dikaji adalah.... APA YA IYA SAMPAI SEKARANG WANITA MASIH DIJAJAH PRIA ?.....Apa tidak sebaliknya ?..... PRIA YANG DIJAJAH WANITA ?....Berangkat dari hipotesa diatas pada awal tahun 2008 sampai dengan awal tahun 2009.... 1 tahun lebih.... kami mengadakan penelitian yang sumbernya dari data dan sumber literatur ( Desk Researh ) dan penelitian lapangan ( Field Researh ) dengan metode interview langsung di kota - kota di Jawa Timur dengan prioritas kota besar... seperti Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Madiun dan tak lupa kota dimana kami tinggal Sidoarjo.... dengan jumlah responden 313 representatif.... yaitu ibu - ibu dengan umur 24 - 45 tahun.... yang semuanya tinggal di perumahan ( real estate ).... Social Economi Class ( SEC ) mereka adalah C plus keatas..... rumah mereka type 60 m2 keatas ( renovasi ).... ada minimal 1 kendaraan keluarga roda 4.... dengan pengeluaran anggaran belanja bulanan ( spending disposible income ) Rp. 3 juta keatas.Setelah kita petakan hasil dari penelitian tersebut dengan pembobotan ( weighted ) dari seluruh segmen SEC jumlah wanita dewasa yang sudah berkeluarga di Indonesia.... Kalau kita kaitkan dengan sabda Rasulullah SAW : Syurga berada di telapak kaki ibu...... maka hasilnya adalah.... ADA ANGGARAN SEBESAR RP. 114 TRILIUN PER BULAN DI INDONESIA BERADA DI GENGGAMAN PARA IBU......karena para ibulah yang menentukan keputusan transaksi pembelian dari penggunaan anggaran tersebut.... DAHSYAT.... angka ini tentunya bukan angka yang kecil bagi pelaku bisnis.... artinya apapun produk yang anda jual.... kalau anda tidak baik - baik dengan para ibu... dalam usaha distribusi dan pemasaran anda.... maka produk anda tidak masuk dalam benak para ibu untuk dibeli.... alias tidak laku...Inilah hasil terkait keputusan - keputusan beli yang di dominasi oleh para ibu dibandingkan bapak :
Keputusan Dalam Hal .................% IBU..................% BAPAK
SEKOLAH ANAK.......................... 87%......................13%
BERLIBUR................................. 94%.......................6%
BELI PERABOT...........................96%.......................4%
BELI PROPERTI..........................88%......................12%
BELI MOBIL...............................69%......................31%
BELI PRODUK KONSUMSI...............99%.......................1%
Dari gambaran hasil penelitian diatas maka :Apakah masih bisa di katakan bahwa WANITA MASIH DIJAJAH PRIA ?Bukankah PRIA YANG DIJAJAH WANITA ? Tentu saja dalam hal pengambilan keputusan transaksi pembelian barang..... sabar ya para ibu..... ana baru menggambarkan perihal keuangan keluarga.... belum menyangkut perasaan dan hati ( value ) para ibu....Setidaknya ana ingin memulai kajian ini dengan satu fakta yang insyaAllah sudah terjadi didalam keluarga..... perihal keuangan keluarga.... yang sering menjadi sebab munculnya permasalahan didalam keluarga....yang membuat keluarga dirundung masalah dan berakibat munculnya banyak....PERCERAIAN..Bagi para usahawan.... pebisnis muslim.... inilah gambaran untuk anda semua untuk melakukan repositioning produk yang antum pasarkan.... sehingga hal ini menjadi informasi penting.... bahwa produk dan merek antum harus tersambung langsung ( connected ) dengan para ibu.... tertancap dalam di benak ibu... sehingga usaha dan bisnis antum bisa berkembang baik.... menjadi lebih maju... keuntungan besar.... dan JANGAN LUPA KELUARKAN ZAKAT... INFAQ DAN SODAQOH yang banyak pula demi kepentingan umat... demi menegakkan dan menghidupkan agama Allah SWT... Berjuang dengan " amwal ".... DENGAN HARTA....Mudah - mudahan gambaran awal dari seri HATI YANG TERBELAH ini bisa mengarahkan ikhwan wa akhwat.... kemana arah kajian yang akan ana jadikan pokok bahasan.Wallahua'lam.
Wass. War. Wab.
Fifin wrote on July 12, 2009 at 7:14am
Ha ha... Subhanallah... Bisa saja Bapak ini. Tapi memang kok Pak, Ibu2 ini paling sulit 'dikandhani', sulit dinasehati utk 'tidak menjadi pengambil keputusan' dlm urusan keuangan ini. Tadi malam baru saja suami saya 'ngrasani' anak buahnya yg bersama2 tugas ke luar kota. Telpon istri utk anak buah tsb: 'Dpt uang berapa Pa?' '1 juta, yg 200 utk beli rokokku dll''Jadi Papa nanti pulang bawa 800 ya? Bener ya Pa? Awas kalau dikurangi'. Masyaallah... Yg terjadi selanjutnya? Si Papa dpt lagi bbrp ratus ribu. 'Asyik, bisa beli burung nih' katanya.Kata suami saya: 'Terus bilang ke istri, itu burung dikasih teman? Gitu?' 'Iya... Kan dia sudah patok saya utk bawa 800rb (saja)?' Padahal, si istri itu juga anak buah suami sy, satu ruangan pula dg suami saya.Sebagai yunior, hampir setiap kali dia diajak diskusi, dinasehati oleh suami sy, bgmn cara istri menyikapi nafkah dr suami secara islami. Biasanya, dia jwb: 'Oh, gitu ya Pak? Kalo sy begini..begini...' Kata suami: 'Ya ga boleh begitu, seharusnya bla.. bla...' Dikira suami saya, dg memberi nasehat dan diskusi hampir setiap saat itu akan ngefek, eh... ternyata...?
Taat wrote on July 12, 2009 at 7:25pm
Ana hanya mencoba untuk memaparkan sebuah realita yang kecenderungannya kian merebak.... inipun dari banyak konsultasi tatap muka dari keluarga - keluarga yang mempunyai masalah... dan terganggu kebahagiaannya oleh masalah tersebut...
Fifin wrote on July 13, 2009 at 4:28am
Saya sering bingung memperhatikan life style org2 (ibu2) di sekitar sy, prioritasnya apa sih? Kebetulan sy tinggal di lingkungan menengah ke bawah, tp yg sy lht itu tdk cocok dg konsep saya mengenai kelompok masy tsb. Komsutifnya itu lho... Tidak 'sumbut' (tdk seimbang) dg keluhannya soal keuangan, yg bagi saya, apa yg dikeluhkan itu sebenarnya harus diprioritaskan dan bisa diupayakan asalkan gaya hidupnya yg konsumtif itu sdkt di-rem. TErutama untuk beli jajan... Saya ingin memberikan sesuatu (mendidik, merubah, mengajari...?) utk memanfaatkan nafkah dr suami yg 'tak seberapa' itu agar lebih tepat guna, tepat sasaran begitu. Tapi mulainya dr mana ya? Salah satu masalahnya, karena mereka melihat saya tidak spt mereka, mereka lihat saya tdk bermasalah spt mereka. Singkatnya, mereka lht saya lbh berpunya dibanding mereka. Padahal, justru saya yang 'lbh berpunya' saja tidak njajan, kok mereka yg katanya 'tdk punya uang' njajannya sgt luar biasa. Ih, ngeri lht njajannya org2 itu. Pokoknya Pak, kpn2 kalo sy sempat ketemu Bapak, sy mau cerita banyaaaak sekali, antara lain tentang hal2 spt ini, yg Insyaallah Bapak bisa memberikan ide kpd sy utk melakukan sesuatu
Selasa, 05 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar